FANFICTION 2PM - Don't Worry, We Are Here part 13
.
Tittle : Don’t Worry, We Are Here.
Cast : Member 2pm , Han Rae Sun, IU, Kim Yerim, Myung Soo (L). *other
Genre : Romance, Family
Author : Dea Andini Putri
---BEFORE---
“aku mencintainya, aku sudah hampir gila belasan tahun mengintainya dari jauh. Melihatnya dengan pria lain, aku tidak punya pilihan lain.”
“Mwo? Mencintai noonaku? Kau seharusnya menjaganya! Dan membelanya tadi! Tapi mengapa tadi kau hanya diam?”
“jika kau akan dinikahkan dengan yeoja yang kau cintai, apakah kau akan menolaknya? Aku sudah merencanakannya semenjak aku mulai memimpin perusahaan Appaku, itu sekitar 3 tahun yang lalu, saat aku lulus SMA. Ahh~ kudengar, SHOWCASEnya pun dibatalkan. Dan Rae Sun akan segera lulus! Dan kau, Jangan coba-coba kau menghalangiku!” katanya sambil menatap tajam mataku. Ia tersenyum kecil lalu meninggalkanku sendiri. Noona, bersabarlah. Mianhaeyo~ aku tidak membantu apapun.
---NEXT---
---3 bulan kemudian---
[Nichkhun Pov.]
Sejak kejadian itu, dia tidak pernah menghubungiku sama sekali. Bahkan disekolah dia diawasi oleh pengawalnya. Ia dipindahkan ke kelas lain. Saat pulang sekolah, namja brengsek itu sudah menjemputnya. SHOWCASE kami juga di batalkan. Bahkan yang kudengar, saat kelulusan nanti mereka akan segera menikah. Rae Sun-a, mengapa harus seperti ini?
“hyuuuung! Kau hebat sekali! Kau lulus di peringkat ke 3! Cukkaeyoo!” seru Wooyoung yang tiba-tiba datang dengan yang lain.
“nde…”
“mwo? Tanggapan apa itu? hyaaa! Bersemangatlah sedikit Khun!” kata Junsu.
“kau tau hyung siapa yang mendapat peringkat pertama? Han Rae Sun hyung!!” seru Chansung bersemangat.
“HYAAA! TIDAK BISAKAH KALIAN DIAM! AKU INGIN SENDIRI!”
Bentakku lalu meninggalkan mereka. Mianhae chingu, aku benar-benar sangat sedih. Aku pergi ke bangku taman yang sudah berjasa membuatku dekat dengan Rae Sun. aku tidak bisa terus menahannya, Rae Sun-a~ boggoshippo…
“Khun, kau disini?”
“Ohh, Appa? Kapan kau datang?”
“baru saja. Habis bertemu teman lama di dekat sini, jadi aku mampir kemari. Kau tau siapa teman lamaku? Kurasa kau mengenalnya.”
“dugu?”
“Han Gil Man-ssi.”
“JINCHAA? Bagaimana kabar anaknya? Rae Sun! apa dia tidak bercerita tentangnya?”
“ia sangat sedih, karena putri keduanya itu harus terkurung hingga pernikahan mereka. Lihat, Appa sudah di beri undangannya. Pernikahannya dilaksanakan besok” Aku melihat undangan itu, hatiku memanas. Seketika ingin meledak! Aku menangis lagi, dan Appa memelukku.
“bersabarlah nde? Aku bisa merasakan ikatan jodoh diantara kalian. Pasti akan ada keajaiban yang menyelamatkan kalian. Percayalah Khun!”
“Appa, aku.. aku benar-benar merindukannya.. aku mencintainya Appa.......”
“nde.. arraseo… bersabarlah… berdoalah agar keajaiban datang kepadamu..”
[Myung Soo pov.]
Pernikahanku sudah tinggal besok, ini sudah berjalan sesuai rencanaku. Hal-abeojinya sudah menyetujui hubungan kami dengan sangat baik. namun Rae Sun…… dia masih diam. Dia tidak mau makan yang banyak, sekalipun aku menyuapinya, dia tetaap tidak mau.
“ahh~ Kim Myung Soo-ssi. Silahkan masuk, Rae Sun masih tidak mau makan Myung Soo, bujuklah agar dia mau makan walau sedikiit saja nde? Agar dia ada tenaga untuk acara pernikahanmu besok..” sambut hal-abeoji Rae Sun.
“nde hal-abeoji..” jawabku sambil melakukan bow.
Aku berjalan menuju kamar Rae Sun. dia masih duduk di tmpat yang sama. Menatap keluar jendela dengan matanya yang sendu. Sudah cukup bagus ia tidak menangis, namun…..
“Rae Sun-a, makanlah… sudah 5 hari kau tidak makan!”
“Shireo..” jawabnya sambil terus menatap keluar jendela.
“ayolaah~ sini ku suapi nde? Buka mulutmuu..”
“Shireo..”
“Hyaaa besok kita akan menikah! Kau butuh banyak tenaga untuk itu!”
“SHIREO!! AKU SUDAH BILANG AKU TIDAK MAU!” bentaknya sambil menampis sendok dan piring yang kupegang. Aku sudah kehabisan kesabaranku,
“HYAAA NOE..?! JIKA TIDAK KARENA AKU, KAU TIDAK AKAN BISA BERTAHAN SELAMA 2 TAHUN ITU! MUNGKIN KAU SUDAH TERTANGKAP PENGAWAL APPAMU DALAM WAKTUHANYA SEBULAN!” bentakku sambil mencengkram bajunya.
“wae? Kenapa tidak kau biarkan saja? Lebih baik aku mati dibawa pengawal Appaku daripada harus dipaksa menikah denganmu!”
“HYAAA! JAGA UCAPANMU HAN RAE SUN!”
“jujur saja, aku hanya punya dua pilihan. Jika kau menikah denganku, jangan harap itu akan merubah hatiku! Jangan harap hatiku akan berubah! Aku akan menunggummu segera mati agar aku bisa menikah dengan Khun secepat mungkin! Atau, aku bisa saja diam-diam memanggil pembunuh bayaran untuk membunuhmu agar kau bisa mati dengan segera!”
“HYAAA! MICHISO? WAE? APA YANG KURANG DARIKU? APA YANG MEMBUATMU LEBIH MENYUKAI NAMJA ITU DIBANDING AKU?”
“dia, dia baik. ketulusan hatinya bisa terlihat dari tiap sorot matanya. Dia pelindung yang baik.dia bisa menjadi kakak yang ramah, teman yang selalu mendengar keluh kesah kita, dan kekasih yang akan selalu menjagaku dengan tubuhnya sendiri.”
“APA AKU TIDAK MELINDUNGIMU? AKU JUGA SERING MENDENGAR CURHATANMU! TAPI..”
“tapi ia berbeda! Diapenuh kehangatan dan kasih sayang. Yang kurasa darimu hanya OBSESI GILA!”
“kau tau? Aku bisa saja membunuhmu saat ini juga Han Rae Sun!”
“jincha? Bagaimana kau tau kalau pilihan keduaku adalah mati! Lakukan itu saja sekarang! Palli! Ini, ambil pisau ini segera bunuh aku!” katanya sambil mengeluarkan sebuah pisau dari saku bajunya dan menaruhnya pada tanganku. Mwo? Dimana ia mendapatkan ini?
“PALLI SEGERA BUNUH AKU! Sekeras apapun kau memaksaku, aku tidak akan pernah mengubah hatiku!!” teriaknya sambil menitihkan cairan bening di ujung-ujung matanya. Aku hanya terdiam. Aku tidak tau harus berbuat apa. Namun, tiba-tiba, ia mengambil pisau ditanganku dan menusukkannya pada lengannya.
“HYAAA HAN RAE SUN! HAJIMA! HAJIMA! PENGAWAL! SEGERA PANGGIL AMBULANCE!” aku mengambil pisau itu namun darahnya sudah bercucuran. Kau gadisyang gila! Bagaimana bisa kau melakukan ini!
“BERIKAN PISAU ITU! BIARKAN AKU MATI!” teriaknya. Aku membuang pisau itu jauh-jauh dan memeluknya..
“hajima..hajima Rae Sun-a.. mianhae…..” ia menangis sekeras-kerasnya dan mulai sedikit membalas pelukanku. Namun kemudian ia pingsan. Aku sangat panic! beruntungnya tak lama kemudian, datanglah ambulance, dan aku segera menggendongnya menuju ambulance. Rae Sun-a, bertahanlah…
---di Rumah Sakit---
Dokter masih belum keluar. Semoga Rae Sun masih bisa diselamatkan. Tuhan, tolong selamatkan Rae Sun ku. Jebalyoo~ aku sangat khawatir. Eonni dan dongsaeng juga menunggunya sedaritadi. Eonninya terus menangis, dan Jin Ki masih tertunduk. Tiba-tiba, dokterpun keluar dari ruangannya.
“uisa-ssi,(dokter) eottokhe?” Tanya Jin Ki.
“ia kehilangan sangat banyak darah. Kami membutuhkan donor darah O. kebetulan sekali darah O kami baru saja habis untuk pasien sebelum Rae Sun-ssi. Jadi, adakah yang bisa mendonorkannya?”
“aishh~ aku bergolongan darah AB!” teriak Jin Ki
“aku B.. aigoo~”
“aku bergolongan A…” sesalku. Tidak ada yang bergolongan darah O kah? Padahal biasanya sangat gampang!
“Hyung, Khun Hyung bergolongan darah O. aku akan meminta tolong Khun Hyung, jangan pernah halangi aku!” jawab Jin Ki sambil menatapku tajam
“ANDWAE!”
“IA SUDAH SEKARAT HYUNG! BAGAIMANA KAU MASIH MEMIKIRKAN HAL ITU! APAPUN ITU, AKU TETAP AKAN MENGHUBUNGINNYA!” jawabnya sambil berlari ke arah resepsionis dan menelpon Khun dengan ponsel Rae Sun.
[Nichkhun Pov.]
Semua anak-anak 2PM mengajakku berkumpul di rumah Chansung sambil bermain. Mereka mencoba menghiburku namun aku tidak tertarik sama sekali. Selain Rae Sun telah meninggalkanku, ternyata yang ia sukai adalah Taec, bukan aku. Setelah aku membaca buku diarinya, ia begitu menyukai Taec. Aku semakin hancur saja rasanya.
“Khun! Aku membelikanmu sebuah kacamata merek ternama! Berwarna merah loo!” seru Junsu sambil member sekotak kacamata.
“Shireo..” jawabku sinis.
“Ini hyung, saat perjalanan kemari, aku membelikanmu Mocha Frappucino kesukaanmu!” kata Chansung.
“ini ideku lohh hyung!” lanjut Junho.
“Shireo..”
“hyung hyung! Lihatlah! Pyyak sedang menari heartbeat! Palli lihatlah segera!” teriak Wooyoungie.
“itu tidak lucu Wooyoung!”
“hyaaa! Khun! Hajima! Sampai kapan kau akan terus begini?” Tanya Taec.
“sampai Rae Sun menelponku dan menjelaskan semuanya dan…..”
Tiba-tiba ponselku berdering. Aishh~ itu pasti dari Appa.
“Hyung hyung! Telpon! Telpon!” seru Chansung dan Junho kaget.
“Angkatlah dan katakan pada eommaku aku akan menginap disini.”
Taec mendekat ke arah Chansung dan Junho dan mengangkat telpon itu.
“yeobbosseo, Rae Sun wae?” MWOO? RAE SUN? aku berlari mengambil ponselku dan, itu benar-benar Rae Sun!
“yeobbosseo? Rae Sun-a? nan jeongmal….”
“hyung, ini aku Jin Ki. cepatlah kesini. Rae Sun membutuhkanmu! Ia menusukkan pisau ketangannya dan membuatnya kehilangan banyak darah. Ia membutuhkan donor darah O! kau bisa kan membantunya?”
“MWOO?? NDE.. AKU AKAN SEGERA KESANA!” aku menutup ponselku dan segera menuju Rumah Sakit. Rae Sun-a, gidaryo…..
“biar ku temani.” Kata Taec yang pada akhirnya juga menemaniku kesana.
Dalam 5 menit, kamu sampai di Rumah Sakit. Terlihat Jin Ki, Mi Sun noona, dan namja brengsek itu menunggu di depan kamar Rae Sun.
“Hyung, palli ikut denganku. Akan kuantar kau untuk segera mendonorkan darah.”
“Nde..”
---TO BE CONTINUED---
mianhae kalo banyak salah grammar ato ceritanya ruwet. ini pengalaman pertama kalinya soalnya, hehe. ^^
yang baca tolong tinggalkan komentar yaaa :)